Di Kota Deir el-Zour, sebelah timur Suriah, persediaan yang semakin menipis membuat warga rela menjual emas, barang-barang berharga dan bahkan rumah mereka untuk mendapatkan makanan ataupun akses keluar dari kepungan tentara Suriah, oposisi, dan ISIS untuk menuju Eropa.
Kelompok militan telah memblokir akses ke area milik pemerintah di kota tersebut selama setahun lamanya, membuat 200 ribu warga perlahan mengalami kelaparan. Sementara itu, tentara yang mendukung Bashar al-Assad ataupun militant oposisi dan ISIS memanfaatkan penderitaan mereka.
Meski perhatian dunia sedang tertuju ke berita kemenangan pasukan Assad yang merebut kembali kota Madaya dekat ibukota Damaskus, namun pihak PBB dan aktivis kemanusiaan mengatakan bencana sedang melanda Deir el-Zour.
Anggota ISIS mengumpulkan persediaan rokok di kota Homs, Suriah. Sumber: Cyberwar.news |
Perang berkepanjangan membuat kota yang dulunya kaya akan minyak ini menjadi tempat yang bahkan untuk membuat teh sajapun sulit. Menurut pengakuan warga yang mengungsi keluar Suriah, mereka memilih untuk meninggalkan kota tersebut karena kurangnya air, makanan, dan bahan bakar.
Kebanyakan orang hanya hidup dari roti dan air, dan mereka harus menunggu lama untuk mendapatkan keduanya. Air keran seringkali mati selama beberapa hari, dan air yang keluar selama beberapa jam biasanya berwarna keruh.
PBB pada minggu lalu mengatakan bahwa kondisi kehidupan di kota tersebut telah memburuk parah. Pelajar seringkali absen dari sekolah karena kekurangan gizi. Satu-satunya rumah sakit sipil yang bertahan sangat membutuhkan obat-obatan dan persediaan lainnya, termasuk tenaga medis.
ISIS yang mengelilingi sisi luar Deir el-Zour mencegah warga dan bantuan datang dari jalur darat. Sementara itu, pihak pemerintah Suriah yang mengendalikan sebagian kota dan bandaranya tidak mengizinkan bantuan datang dari udara, ataupun membiarkan warga pergi keluar kota.
0 komentar:
Post a Comment