Home » » Korea Memanas, Korsel Luncurkan Propaganda Anti Korut Di Daerah Perbatasan

Korea Memanas, Korsel Luncurkan Propaganda Anti Korut Di Daerah Perbatasan

Saat para pemimpin dunia sedang berdiskusi mengenai cara untuk menghukum Korea Utara yang mengklaim telah mengujicoba bom hidrogen, hari ini, Korea Selatan secara resmi menyuarakan rasa tidak senangnya dengan menyiarkan propaganda anti-Pyongyang di perbatasan kedua negara. Hari ini juga bertepatan dengan ulang tahun pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un.

Siaran ini diperkirakan akan direspon secara emosional oleh Korea Utara, yang menganggap kampanye Korsel sebagai ancaman perang psikologis. Pyongyang terbilang sangat sensitif terhadap setiap ucapan dari luar negeri yang mengkritik kepemimpinan otoriter Kim.
Penjaga perbatasan Korut berjaga di perbatasan dengan Tiongkok dekat desa Sakchu. Sumber: Chinatopix
Kampanye propaganda anti Korea Utara yang diluncurkan oleh Seoul hari ini menandai berakhirnya masa "istirahat" selama 11 tahun. Seoul mengatakan baik Korsel maupun Korut kemudian terlibat dalam situasi saling tembak yang diikuti oleh ancaman perang.

Kantor berita Korea Selatan, Yonhap melaporkan bahwa pasukan garis depan mulai bersiaga di dekat 11 lokasi dimana pengeras suara propaganda Korsel dibunyikan pada pukul 10.00 WIB Jumat, (8/1). Yonhap mengatakan pihak Seoul telah mengerahkan rudal, artileri dan sistem senjata lainnya di dekat perbatasan untuk berjaga-jaga menangani setiap kemungkinan provokasi yang dilancarkan oleh Korea Utara. Kementerian Pertahanan Korea Selatan belum dapat mengkonfirmasi laporan ini.

Korea Utara memang tidak segera bereaksi, tapi responnya bisa menjadi sangat brutal karena bertepatan dengan ulang tahun Kim Jong-Un, yang diyakini merayakan umurnya di awal 30-an. Pasukan militer Korea Utara dikenal sering bersaing satu sama lain untuk menunjukkan kesetiaan mereka kepada sang pemimpin tinggi. Media pemerintah Korea Utara juga belum menyebutkan adanya ulang tahun Kim ataupun laporan dari kampanye propaganda yang dilancarkan oleh Korea Selatan.


Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS John Kerry mendesak Tiongkok sebagai satu-satunya sekutu utama Korea Utara dan pemberi bantuan terbesar kepada Kim untuk mengakhiri "bisnis" dengan Korea Utara setelah uji coba bom hidrogen tersebut.

0 komentar:

Post a Comment