Anggota FPI menyisir area masuk Taman Ismai Marzuki (TIM) setelah mendapat informasi bahwa Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi akan menghadiri acara penganugerahan tokoh Federasi Teater Indonesia yang diadakan disana. Sejumlah anggota FPI yang berdiri di pintu masuk tak segan-segan memaksa setiap kendaraan yang hendak masuk ke dalam TIM untuk membuka kaca jendelanya.
Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi Sembari Menunjukkan Penghargaan Federasi Teater Indonesia. Sumber: Sindonews |
Pihak aparat keamanan merespons cepat dengan menurunkan kendaraan taktis di seputar kawasan TIM, dan menghalau anggota FPI yang kemudian ingin merangsek masuk ke dalam ruang Graha Bhakti Budaya untuk bertemu dengan Dedi Mulyadi secara langsung.
Ditemui secara terpisah di Pendopo Bupati Purwakarta, Selasa (29/12) pagi, Dedi mengakui dirinya tidak sempat menerima penghargaan Maecenas dari Federasi Teater Indonesia (FTI). Sebelum berangkat pulang, Dedi pun sempat menemui ketua panitia acara, Radhar Panca Dahana.
“Saya datang kesana saat ada sweeping. Saya bertemu pak Radhar dan mengucapkan terima kasih atas penghargaannya,” ujar Dedi.
Ia juga mengaku bertemu dengan pihak aparat yang berjaga di kawasan TIM. "Saya meminta maaf pada panitia karena kedatangan saya sedikit jadi gaduh," tambahnya.
Meski tidak mengikuti acara hingga usai, penghargaan yang diberikan kepada Dedi tetap diterima melalui perwakilannya.
"Sebagai Bupati, saya menghormati keamanan Jakarta, saya pilih untuk tinggalkan Taman Ismail Marzuki agar kondusif, sebagai bentuk rasa hormat saya pada pak Ahok, Gubernur DKI Jakarta. Daripada saya tetap disana, lalu kemudian ada hal-hal yang tidak diinginkan, lebih baik saya pergi," ujarnya.
Ia pun kembali menegaskan tidak ingin mengadakan permusuhan dengan pihak manapun termasuk FPI. “Bagi saya ini bukan permusuhan, tapi perbedaan pendapat yang harus disikapi secara arif dan bijak," tungkas Dedi.
0 komentar:
Post a Comment